Sabtu, 04 Juni 2011

Hormon yang berhubungan dengan system reproduksi

Reproduksi manusia yang normal melibatkan interaksi antara berbagai hormon dan organ, yang diatur oleh hipotalamus (suatu daerah di otak).
Pada pria dan wanita, hipotalamus menghasilkan hormon yang disebut releasing factors (RH).

RH berjalan ke hipofisa (sebuah kelenjar yang terletak di bawah hipotalamus) dan merangsang hipofisa untuk melepaskan hormon lainnya. Misalnya gonadotropin-releasing hormones (dihasilkan oleh hipotalamus) merangsang hipofisa untuk menghasilkan luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
LH dan FSH merangsang pematangan kelenjar reproduktif dan pelepasan hormon seksual:
# Ovarium pada wanita melepaskan estrogen
# Testis pada pria melepaskan androgen (misalnya testosteron).
Hormon seksual juga dilepaskan oleh kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal.

Pola pelepasan hormon dan kadar hormon di dalam darah merupakan petunjuk dari adanya perangsangan maupun penghambatan dalam pelepasan LH dan FSH oleh hipofisa. Misalnya, penurunan kadar hormon seksual merangsang hipofisa untuk melepaskan lebih banyak LH dan FSH.
Hormon dilepaskan setiap 1-3 jam, karena itu kadar hormon di dalam darah biasanya turun naik.


PUBERTAS

Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi.
Pubertas berhubungan dengan pertumbuhan yang pesat dan timbulnya ciri-ciri seksual sekunder.

Pada saat lahir, kadar LH dan FSH adalah tinggi, tetapi beberapa bulan kemudian menurun dan tetap rendah sampai masa pubertas.
Pada awal masa pubertas, kadar kedua hormon tersebut meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Peningkatan kadar hormon menyebabkan:
# Pematangan payudara, ovarium, rahim dan vagina
# Dimulainya siklus menstruasi
# Timbulnya ciri-ciri seksual sekunder (misalnya rambut kemaluan dan rambut ketiak).
Perubahan tersebut terjadi secara berurutan selama masa pubertas sampai terjadi kematangan seksual.

Pada anak perempuan, perubahan yang pertama kali terjadi pada masa pubertas biasanya adalah penonjolan payudara, yang segera diikuti dengan tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut ketiak. Jarak antara penonjolan payudara dengan siklus menstruasi yang pertama biasanya sekitar 2 tahun.
Bentuk tubuh berubah dan persentase lemak tubuh bertambah. Pertumbuhan badan yang pesat (terutama penambahan tinggi badan) biasanya dimulai sebelum payudara membesar. Selain itu dari vagina keluar cairan yang jernih atau keputihan dan terjadi penambahan lebar tulang panggul.

Pertumbuhan badan relatif paling cepat terjadi pada masa awal pubertas (sebelum siklus menstruasi mulai). Lalu pertumbuhan menjadi lambat dan biasanya berhenti pada usia 14-16 tahun. Pada anak laki-laki adalah sebaliknya, pertumbuhan badan yang paling pesat terjadi pada usia 13-17 tahun dan terus berlangsung sampai awal 20 tahun.

Pada anak perempuan, pubertas biasanya terjadi pada usia 9-16 tahun. Anak perempuan rata-rata mengalami masa pubertas 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki.
Usia pubertas tampaknya dipengaruhi oleh kesehatan dan gizi anak, juga faktor sosial-ekonomi dan keturunan.
Anak perempuan yang agak gemuk cenderung mengalami siklusnya yang pertama lebih awal, sedangkan anak perempuan yang kurus dan kekurangan gizi cenderung mengalami siklusnya yang pertama lebih lambat. Siklus yang pertama juga terjadi lebih awal pada anak perempuan yang tinggal di kota.


SIKLUS MENSTRUASI

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan.

Menstruasi yang pertama kali (disebut menarke) paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun.
Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.

Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1). Siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.

Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur. Jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur.
Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender.Dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang.
Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.

Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telulr ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma.
Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.

Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus bisa berlangsung selama 3-5 hari, kadang sampai 7 hari.
Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

Siklus menstruasi
Perkembangan folikel

Siklus menstruasi terbagi menjadi 3 fase:

1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium.
Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.

Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

2. Fase Ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya; nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.

3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.

Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.
Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.

Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan.
Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.

Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon

Sistem hormon hipofisis

Rumitnya tubuh manusia dan adanya kekhususan sel dan aringan memerlukan komunikasi internal yang bisa engatur berbagai proses dalam tubuh. Hal ini penting supaya bagian tubuh dapat berfungsi sebagai satu unit dalam memenuhi kebutuhan tubuh tertentu. Ada due sistem tubuh yang bisa mengatur macam-macam proses ini, yaitu sistem endokrin dan sistem persarafan. Kedua sistem ini dapat bekerja same untuk mengoordinasi fungsi tubuh sehingga tubuh bisa mengadakan respons yang sesuai terhadap perubahan pada lingkungan.

Sistem endokrin terdiri atas hipofisis anterior dan posterior, tiroid, paratiroid, korteks adrenal, medula adrenal, pankreas, gonad, badan pineal, serta timus. Selain itu, masih ada sel endokrin khusus yang terdapat pada traktus gastrointestinal. Hormon kelenjar endokrin adalah vital dalam mempertahankan kehidupan, termasuk fungsi diferensiasi, reproduksi, adaptasi, pertumbuhan/perkembangan, dan proses menua (senescence).
Sistem endokrin mengoordinasi fungsi tubuh dengan memproduksi dan mengeluarkan (sekresi) hormon. Hormon adalah zat yang dikeluarkan oleh sel endokrin ke dalam darah agar zat ini bisa mengadakan perubahan di tempat yang dituju.
Hormon bisa memengaruhi sel atau jaringan tertentu apabila sel atau jaringan tersebut mempunyai reseptor (penerima) untuk hormon tertentu. Sel, jaringan, atau organ yang mengadakan respons terhadap hormon tertentu disebut sel target atau organ target.Kadar hormon harus dipertahankan pada batas yang tepat karena jumlah hormon yang tepat sangat perlu untuk mempertahankan kesehatan sel atau organ tertentu. Faktor yang terkait dalam pengendalian hormon adalah kontrol umpan balik (feedback control), misalnya sistem umpan balik negatif. Contoh ini berlaku untuk semua kelenjar endokrin. Kelenjar A distimulasi (+) untuk memproduksi hormon X. Hormon X menstimulasi organ B untuk mengubah (meningkatkan atau mengurangi) zat Y. Perubahan pada zat Y mencegah produksi hormon X. Contoh ini menunjukkan regulasi umpan balik negatif hormon paratiroid, hormon ADH, dan hormon insulin.
Walaupun hipota lamus adalah bagian kecil otak, hipotalamus menerima input, baik langsung maupun tidak langsung dari semua bagian otak. Hipotalamus juga pengendali utama hipofisis anterior dan posterior. Dengan demikian, hipotalamus menjadi pengendali global semua sistem endokrin.
Kelenjar hipofisis mempunyai dua komponen dan kedua komponen ini mempunyai fungsi yang tidak sama. Dua komponen ini adalah adenohipofisis (hipofisis anterior) dan neurohipofisis (hipofisis posterior). Hipotalamus berhubungan dengan hipofisis posterior melalui sistem persarafan, sedangkan hubungannya dengan hipofisis anterior adalah melalui pembuluh darah. Hormon hipofisis posterior dihasilkan oleh hipotalamus, kemudian melalui akson dari saraf di bawah dan disimpan ke dalam kelenjar hipofisis posterior.
Darah yang mengalir ke dalam kelenjar hipofisis anterior harus melewati hipotalamus terlebih dahulu. Hipotalamus mengendalikan hipofisis anterior dengan menghasilkan dan mengeluarkan hormon releasing atau inhibiting ke dalam darah. Melalui peredaran darah, hormon ini disimpan ke dalam hipofisis anterior. Kelenjar hipofisis anterior dapat menstimulasi keluarnya (release) atau mencegah (inhibit) keluarnya hormon tertentu. Enam hormon releasing atau inhibiting yang sudah diketahui adalah:
1. Growth hormone-releasing hormone (GHRH)
2. Growth hormone-inhibiting hormone (GHIH)
3. Thyrotropin releasing hormone (TRH)
4. Corticotropin releasing hormone (CRH)
5. Gonadotropin releasing hormone (GnRH)
6. Prolactin-inhibiting hormone (PIH)
KELENJAR HIPOFISIS
Hipofisis Posterior
Kelenjar hipofisis posterior menyimpan dan mengeluarkan dua hormon, hormon antidiuretik atau vasopresin (ADH) dan oksitosin. Kedua hormon ini dihasilkan oleh hipotalamus. Organ target hormon ADH atau vasopresin adalah ginjal dan fungsi utamanya adalah:
1. Mengatur osmolalitas dan volume air dalam tubuh.
2. Meningkatkan permeabilitas tubula ginjal terhadap air sehingga lebih banyak air yang direabsorpsi.
3. Menstimulasi rasa haus.
Organ target oksitosin adalah payudara dan uterus, fungsinya:
1. Pengeluaran air susu ibu (ASI) yang sedang laktasi.
2. Meningkatkan kontraksi uterus bila sudah ada his.
Hipofisis Anterior
Hormon hipofisis anterior meliputi hal berikut ini.
1. Growth hormone (GH) atau hormon pertumbuhan. Organ targetnya adalah seluruh tubuh. Fungsi:
a. Pertumbuhan sel dan tulang
b. Memengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
• Meningkatkan sintesis protein
• Meningkatkan lipolisis (memecahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserol)
• Meningkatkan retensi elektrolit dan volume cairan ekstraselular
2. Prolaktin (PRL). Organ targetnya adalah payudara dan gonad. Fungsi:
a. Perlu untuk perkembangan payudara dan laktasi
b. Pengatur organ reproduksi wanita dan pria
3. Thyroid-stimulating hormone (TSH). Organ targetnya adalah kelenjar tiroid. Fungsi:
a. Perlu untuk pertumbuhan dan fungsi tiroid
b. Mengendalikan semua fungsi tiroid
4. Adrenocorticotrophic hormone (ACTH). Organ targetnya adalah korteks adrenal. Fungsi:
a. Perlu untuk pertumbuhan dan mempertahankan besarnya korteks adrenal
b. Mengendalikan keluarnya (release) glukokortikoid (kortisol) dan adrenal androgen (sifat kejantanan)
5. Gonadotropin, terdiri atas follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Organ targetnya adalah gonad. Fungsi:
a. Menstimulasi gametogenesis dan produksi steroid seks pada pria dan wanita